Malamang (pic from Berita Minang) |
NAMA
GRUP
1.
ANNISA
(1930104009)
2.
ANNISA
NURULLITA (1930104011)
3.
BUNGA
BERLIANSYAH (1930104015)
TBI 4A – PSBAM
MALAMANG
Lokasi :
Nagari Guguak Malalo, Kec. Batipuh Selatan, Kab. Tanah Datar
Keragaman budaya masyarakat di Indonesia telah memberi warna yang turut
menciptakan harmonisnya kehidupan. Sebagai misal adalah Tradisi Malamang.
Malamang adalah tradisi memasak lemang, yakni penganan berbahan
beras ketan putih dan santan yang dimasukkan dalam bambu. Bambu tersebut adalah
bambu yang dialasi oleh daun pisang muda yang kemudian dipanggang di atas bara
api. Tradisi kuliner khas Minang ini tidaklah secara khusus dilakukan menjelang
bulan suci Ramadhan saja, namun juga dilakukan saat acara Maulid Nabi serta
acara perhelatan atau selamatan.
Dalam sejarahnya, tradisi kuliner ini sangat erat kaitannya dengan
peran Syekh Burhanuddin asal Pariaman. Ketika merujuk pada Tambo (kisah-kisah
tentang asal-usul dan kejadian masa lalu di Minangkabau), dikisahkan bahwa
Syekh Burhanuddin suka berkunjung ke rumah-rumah penduduk untuk bersilaturahmi
dan menyiarkan agama Islam.
Sudah menjadi kebiasaan penduduk untuk menjamu para tamu, namun
ulama tersebut agak meragukan perihal kehalalan hidangan yang disajikan oleh
mereka. Selanjutnya, Syekh Burhanuddin pun menyarankan kepada penduduk yang
dikunjunginya untuk mencari bambu dan mengalasinya dengan daun pisang muda.
Diisilah bambu tersebut
dengan beras ketan putih dicampur santan dan kemudian dipanggang di atas tungku
kayu bakar. Dari sini, kebiasaan membuat penganan yang disebut lemang ini
mentradisi. Nuansa kegotong-royongan sangat melekat dalam tradisi ini, ada yang
bertugas mencari bambu, ada yang mencari kayu bakar, ada yang menyiapkan
bahan-bahan dan lain-lain.
Biasanya
malamang dilakukan menyambut hari besar, seperti hari Raya Idhul Fitri, Maulid
Nabi, pernikahan dan perhelatan besar lainnya dan biasanya melibatkan warga
sekitarnya.
Malamang
atau memasak lamang membutuhkan bahan-bahan dan peralatan, diantaranya:
1.
talang,
2.
daun
pisang,
3.
ketan,
4.
santan,
5.
dan garam.
Untuk peralatan
yang dibutuhkan :
1.
kayu
pipih,
2.
bara api atau kayu bakar,
3.
tiga
buah besi lurus dan kawat.
Sebelum
malamang perhatikan terlebih dahulu jenis ketannya. Jika ketan yang dipilih
ketam hitam, maka lemang akan menjadi lemang hitam. Jika ketan berjenis ketan
putih, maka lemang akan menjadi putih juga.
Adapun
cara pembuatnnya :
1.
pertama
masuk ketan kedalam karung goni.
2.
Cuci
ketan dalam karung goni tersebut, sehingga air ketan berubah menjadi agak
bening. Usahakan mencuci ketan dengan air mengalir agar lebih mudah
membersihkan ketan.
3.
Persiapkan
bambu kira-kira sepanjang lengan lelaki dewasa.
4.
Bersihkan
bagian dalam bambu dengan mengunakan kain yang dijepit dengan dengan kayu
pipih.
5.
Masukan
daun pisang sehingga bagian dalam bambu tertutup sempurna, sisakan juga 5 senti
bagian luar.
6.
Campurkan
santan dan garam, sampai santan terasa asin.
7.
Masukan
campuran santan, ketan kedalam bambu tersebut. Usahakan ketan masuk dengan
merata.
8.
Persiapkan
Tungku
9.
Selanjutnya,
persiapkan tempat untuk membakar bambu atau tungku. Dengan cara tancapkan besi
sejajar dan beri jarak sesuaikan dengan jumlah bambu untuk melamang.
10. Ikatkan besi yang terakhir pada kedua besi
tersebut menggunakan kawar, sesuaikan agar tidak terlalu rendah dan tidak
terlalu tinggi.
11. Susun kayu bakar, kemudian hidupkan api didepan
tunggu tersebut.
12. Susun bambu ditungku yang telah disediakan.
13. Tunggu sampai bambu menjadi layu, kemudian
diputar sisi lainnya.
14. Ketan akan matang setelah beberapa menit.
15. Ambil bambu, dinginkan kemudian ambil pisau
untuk membuka bambu tersebut.
16. Keluarkan lemang, potong sesuai ukuran.
17. Lamang yang sudah masal, dipotong-potong kecil
atau sesuai ukuran.
Lamang
bisa dimakan begitu saja, bisa juga dengan diberi campuran tapai disebut;
Lamang Tapai.
0 comments:
Post a Comment
komentar disini